^_^

SELAMAT DATANG UNTUK PARA PENGUNJUNG DAN SILAHKAN MENGAKSES DATA

Senin, 07 Februari 2011

SENYAWA ION DAN KOVALEN

PERCOBAAN I
BANGUN MOLEKUL PERBANDINGAN ANTARA SENYAWA ION DAN SENYAWA KOVALEN

a. Tujuan

1. Mengenal perbedaan antara senyaw ion dengan senyawa kovalen.
2. Mempelajari bagaimana jenis ikatan dan struktur molekul langsung mempengaruhi sifat senyawa,
3. Membandingkan sifat fisik dan kimia beberapa isomer.
4. Mengenal senyawa organik.

b. Alat Dan Bahan

Alat :
- Statif dan Clem - Tabung Reaksi
- Thermometer - Rak Tabung
- Tabung kapiler - Batang Pengaduk
- Gelas Kimia
- Penagas Air
- Tali/Benang
Bahan :
- Naftalena
- P-diklorobenzena
- NaCl
- KI
- MgSO4
- Isopropil alkohol
- N-heksana

c. Dasar Teori

PERBANDINGAN SENYAWA ION DAN KOVALEN
SENYAWA KOVALEN SENYAWA ION
a. Kebanyakan menunjuka titik leleh rendah. (Biasanya 350oC)
b. Umumnya cairan atau gas pada suhu kamar
c. Umunya larut dalam pelarut non – polar
d. Sangat sedikit yang larut air atau menhantar listrik.
e. Umumnya terbakar
f. Banyak yang berbau a. Kebanyakan menujukan titik leleh tinggi (>350oC, sering sampai 1000oC)
b. Semuanya dalah padatan pada suhu kamar.
c. Umumnya larut air dan menghantar listrik
d. Beberapa larut dalam perlarut non-polar
e. Hampir tidak terbakar
f. Hanya sedikit yang berbau.
a). Ikatan Kimia

Ikatan kimia adalah daya tarik-menarik antara atom yang menyebabkan suatu senyawa kimia dapat bersatu. Macam-macam ikatan kimia yang dibentuk oleh atom tergantung dari struktur elektron atom. Misalnya, energi ionisasi dan kontrol afinitas elektron dimana atom menerima atau melepaskan elektron. Ikatan kimia dapat dibagi menjadi dua kategori besar : ikatan ion dan ikatan kovalen.
Ikatan ion terbentuk jika terjadinya perpindahan elektron di antara atom untuk membentuk partikel yang bermuatan listrik dan mempunyai daya tarik-menarik. Daya tarik menarik di antara ion-ion yang bermuatan berlawanan merupakan suatu ikatan ion. Ikatan kovalen terbentuk dari terbaginya (sharing) elektron di antara atom-atom. Dengan perkataan lain, daya tarik-menarik inti atom pada elektron yang terbagi di antara elektron itu merupakan suatu ikatan kovalen (Brady, 1999)
Ikatan ion adalah ikatan antara ion positif dan negatif. Atom yang melepaskan elektron akan menjadi ion positif, sebaliknya yang menerima akan menjadi ion negatif. Senyawa ion yang terbentuk dari ion positif dan negatif tersusun selang seling membentuk molekul raksasa (Syukri,1999).

b.) Sifat Senyawa Ion

Beberapa sifat senyawa ion yang penting adalah sebagai berikut: larutan atau leburannya dapat menghantarkan arus listrik, mempunyai titik leleh dan titik didih yang tinggi, sangat keras dan getas, pada umumnya larut dalam pelarut polar dan tidak larut dalam pelarut non polar (Baroroh,2004).

c.) Sifat Senyawa Kovalen

Sifat-sifat senyawa kovalen antara lain kebanyakan menunjukkan titik leleh rendah, pada suhu kamar berbentuk cairan atau gas, larut dalam pelarut non polar dan sedikit larut dalam air, sedikit menghantarkan listrik, mudah terbakar dan banyak yang berbau (Syukri, 1999).
Ikatan kovalen adalah sejenis ikatan kimia yang dikarakterisasikan oleh pasangan elektron yang saling terbagi (kongsi elektron) di antara atom-atom yang berikatan. Singkatnya, stabilitas tarikan dan tolakan yang terbentuk di antara atom-atom ketika mereka berbagi elektron dikenal sebagai ikatan kovalen.

Ikatan kovalen merangkumi banyak jenis interaksi, yaitu ikatan sigma, ikatan pi, ikatan logam-logam, interaksi agostik, dan ikatan tiga pusat dua elektron. [1] [2] Istilah bahasa Inggris untuk ikatan kovalen, covalent bond, pertama kali muncul pada tahun 1939. [3] Awalan co- berarti bersama-sama, berasosiasi dalam sebuah aksi, berkolega, dll.; sehingga "co-valent bond" artinya adalah atom-atom yang saling berbagi "valensi", seperti yang dibahas oleh teori ikatan valensi. Pada molekul H2, atom hidrogen berbagi dua elektron via ikatan kovalen. Kovalensi yang sangat kuat terjadi di antara atom-atom yang memiliki elektronegativitas yang mirip. Oleh karena itu, ikatan kovalen tidak seperlunya adalah ikatan antara dua atom yang berunsur sama, melainkan hanya pada elektronegativitas mereka. Oleh karena ikatan kovalen adalah saling berbagi elektron, maka elektron-elektron tersebut perlu ter-delokalisasi. Lebih jauh lagi, berbeda dengan interaksi elektrostatik ("ikatan ion"), kekuatan ikatan kovalen bergantung pada relasi sudut antara atom-atom pada molekul poliatomik.

d.) Isomer

Dalam ilmu kimia, isomer ialah molekul-molekul dengan rumus kimia yang sama (dan sering dengan jenis ikatan yang sama), namun memiliki susunan atom yang berbeda (dapat diibaratkan sebagai sebuah anagram). Kebanyakan isomer memiliki sifat kimia yang mirip satu sama lain. Juga terdapat istilah isomer nuklir, yaitu inti-inti atom yang memiliki tingkat eksitasi yang berbeda.
Contoh sederhana dari suatu isomer adalah C3H8O. Terdapat 3 isomer dengan rumus kimia tersebut, yaitu 2 molekul alkohol dan sebuah molekul eter. Dua molekul alkohol yaitu 1-propanol (n-propil alkohol, I), dan 2-propanol (isopropil alkohol, II). Pada molekul I, atom oksigen terikat pada karbon ujung, sedangkan pada molekul II atom oksigen terikat pada karbon kedua (tengah). Kedua alkohol tersebut memiliki sifat kimia yang mirip. Sedangkan isomer ketiga, metil etil eter, memiliki perbedaan sifat yang signifikan terhadap dua molekul sebelumnya. Senyawa ini bukan sebuah alkohol, tetapi sebuah eter, dimana atom oksigen terikat pada dua atom karbon, bukan satu karbon dan satu hidrogen seperti halnya alkohol.
Eter tidak memiliki gugus hidroksil.
Terdapat dua jenis isomer, yaitu isomer struktural dan stereoisomer. Isomer struktural adalah isomer yang berbeda dari susunan/urutan atom-atom terikat satu sama lain. Contoh yang disebutkan diatas termasuk kedalam isomer struktural. Sedangkan stereoisomer memiliki struktur yang sama, namun beberapa atom atau gugus fungsional memiliki posisi geometri yang berbeda.

d. Prosedur Kerja
1.) Perbandingan Titik leleh
A. Senyawa Kovalen
Keterangan : Dilakukan Perlakuan yang sama untuk p-diklorobenzena C6H4Cl2

B. Senyawa Ion

Keterangan : Dilakukan perlakuan yang sama untuk magnesium sulfat (MgSO4). (MgSO4 . 7H2O adalah garam epsom)
2.) Perbandingan Kelarutan

Keterangan : Dilakukan perlakuan yang sama tetapi di larutkan dalam karbon tetraklorida.
3.) Rantai dan cincin dari atom karbon
4.) Isomer
Keterangan : dilakukan perlakuan yang sama untuk dietil eter dan alkohol. Untuk pengamatan sidat kimianya yaitu terhadap pembakaran (atau reaksinya dengan oksogen) diletakan beberapa tetes eter pada sudip dan dinyalakan eter dengan mendekatkan spatula pada nyala pembakaran bunzen dan di catat beberapa zat menghilang serta diulangi proses ini untuk setiap alkohol.

e. Hasil Pengamatan

1. Perbndingan Titik Leleh
a. Senyawa Kovalen
CONTOH TITIK LELEH, OC
PENGAMATAN BUKU ACUAN
1. Naftalena
2. P-diklorobenzena 85o C
54o C 79 – 81o C
52 – 54o C

1. Bandingkan bau naftalena dan p-diklorobenzena :
Jawab : - Bau naftalena Harum
- Bau p-diklorobenzena menyengat
2. Apakah anda pernah mencium bau ini sebelumnya ?
Jawab : Ya,
3. Apakah kegunaan dari kedua senyawa ini ?
Jawab : a.) Digunakan dalam pembuatan zat celup
b.) Sebagai Obat pemusnah (Organik)
c.) Pengharum lemari
d.) Pembersih Lumut

b. Senyawa Ion
Titil leleh NaCl 801/804 0C
KI 680C
MgSO4 11240C

1. Mengapa titi leleh senyawa ion jauh lebih tinggi di banding senyawa kovalen ?
Jawab : Karena senyawa ion larut dalam pelarut polar, karena dipol-dipolnya yang tidak saling meniadakan dan sukar larut dalam CCl4 sebagai pelarut non polar.
2. Uraikan kegunaan penting dari KI dan MgSO4 . 7H2O.
Jawab : Berguna untuk meningkatkan kandungan fosfat, pembentuka protein.
2. Perbandingan Kelartan
Catatlah kelarutan senyawa (Larut sempurna, Sebagian, Atau tak larut). Dan untuk senyawa yang larut dan tak larut sebagian, partikel apa yang ada dalam larutan.

SENYAWA AIR
(LARUT/TAK LARUT) N-HEKSANA
(LARUT/TAK LARUT PARTIKEL DALM LARUTAN ION/MOLEKUL
1. NaCl Larut Tidak larut Ikatan ion
2. KI Larut Tidak larut Ikatan ion
3. MgSO4 Larut Tidak larut Ikatan ion
4. P-diklorobenzena Tidak larut Larut Ikatan Kovalen
5. Isopropil alkohol Larut Tidak larut Ikatan Kovalen

1. Apakah ada senyawa ion yang larut dalam n-Heksana ?
Jawab : Tidak Ada,
2. Apakah ada senyawa kovalen yang larut dalam air ? jelaskan jawaban anda berdasarkan keadaan ikatannya.
Jawab : Tidak ada, karena senyawa kovalen tidak memiliki ikatan hidrogen.
3. Uraikan peranan air dalam melarutkan satu senyawa ion.
Jawab : senyawa ion larut dalam air karena molekul air yang polar membentuk ikatan nisbi polar dengan ion.
3. Rantai dan cincin dari atom karbon.
SIFAT N-HEKSANA SIKLOHEKSANA
1. Bau (Identik) ?
2. Penampilan (Wujud fisik,Warna)

3. Srtruktur Molekul Menyengat
Cair, Bening,Tidak menyengat,Cair, Bening

1. Gambarlah struktur molekul n-Heksana.
Jawab :
2. Gambarlah sala satu kompone minya mineral
Jawab : C20H42
3. Bagaimana hubungan kekntalan dengan panjang rantai ?
Jawab : Makin panjang rantai karbon makin kental (Viskositas tinggi )
4. Isomer
SIFAT O-DIKLOROBENZENA P-DIKLOROBENZENA
1. Bau (Identik) ?
2. Penampilan (Wujud fisik,Warna)

3. Srtruktur Molekul Menyengat
Cair, Bening,menyengat Padat, Putih

SIFAT N-BUTIL ALKOHOL T-BUTIL ALKOHOL
1. Bau (Identik) ?
2. Kelarutan dalam air

3. Srtruktur Molekul

4. Kecepatan reaksi Dengan Na

5. Persamaan Reaksi Menyengat
Tidak larut
menyengat
Tidak Larut

SIFAT N- ATAU T-BUTIL ALKOHOL DIETILETER
1. Bau (Identik) ?
2. Kecepatan terbakar

3. Srtruktur Molekul

4. Kecepatan reaksi Dengan Na
5. Persamaan Reaksi Menyengat
Cepat

menyengat
Lambat

CH3-CH2-O-CH2-CH3

f. Pembahasan

1. Perbandingan titik leleh
Dari hasil percobaan perbandingan titik leleh senyawa kovalen, dengan memanaskan senyawa seperti urea dan naftalena, maka didapatkan beberapa perbedaan pada perbandingan titik leleh, sehingga dari nilai-nilai tersebut didapatkan kisaran titik leleh urea antara 70oC sampai 96oC. Namun dengan literatur titik lelehnya jauh berbeda yaitu 132oC -1330C. Adapun untuk naftalena, kisaran titik lelehnya yaitu antara 70oC sampai 76oC. Jauh berbeda dengan literatur titik lelehnya yaitu 600C sampai 1100C. Perbedaan perbandingan titik leleh hasil percobaan dengan literatur titik leleh disebabkan : ketidaktepatan penelitian yang dilakukan saat percobaan, ketidaktepatan data hasil percobaan, saat pencucian tabung reaksi yang akan digunakan masih ada zat yang tersisa (belum benar-benar bersih).
Titik leleh senyawa ion jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan senyawa kovalen, hal ini disebabkan oleh ikatan antara ion-ion dengan gaya elektrostatis sangat kuat dengan susunan kristal yang tertentu dan teratur.
Data yang telah didapatkan dari literatur tentang titik leleh senyawa ion adalah sebagai berikut :
- NaCl mencair pada kisaran suhu 801oC sampai 804oC
- KI meleleh pada suhu 681oC
- MgSO4 meleleh pada suhu 1124oC
2. Perbandingan Kelarutan
Dari data perbandingan kelarutan antara senyawa ion dengan senyawa kovalen diperoleh bahwa urea larut dalam pelarutnya (air) tetapi dalam senyawa CCl4 tidak larut. Begitu pula untuk senyawa-senyawa NaCl dan KI yang juga larut dalam air dan tidak larut dalam senyawa CCl4. Hal ini menandakan bahwa senyawa-senyawa ion larut dalam pelarut polar karena dipol-dipolnya yang tidak saling meniadakan dan sukar larut dalam CCl4 sebagai pelarut non polar akibat dari dipol-dipolnya yang saling meniadakan. Meskipun demikian, ada juga senyawa ion yang larut dalam pelarut non polar. Untuk senyawa kovalen pada umumnya larut dalam pelarut non polar dan sedikit yang larut dalam air, misalnya isopropil alkohol yang tampak keruh pada larutan CCl4. Dari hasil pengamatan, naftalena tidak larut dalam air maupun tetapi larut hanya dalam CCl4.
3. Rantai dan Cincin dari atom karbon
Pada tahap ini praktikan hanya membedakan dua buah senyawa yaitu n-heksana dan sikloheksana yang di lita perbedaannya dari berbagai sudut, yaitu Bau, penampilan yang melipiti wujud fisik dan warna serta struktur molekul kedua senyawa dan di dapatkan hasil kedua bau senyawa tersebut berbeda yaitu n-Heksana berbau menyengat dan siklo heksana tidak menyengat tetapi terlihat sama dilihat dari penampilan yaitu berwujud cair dan bening. Dalam bentuk struktur kedua senyaa ini sangat berbeda yakni n-heksana atom karbonnya membentuk rantai terbuka sedangkan sikloheksana membentuk rantai tertup (silklo) dan faktor ini juga yang menyebabkan perbedaan tingkat viskositas kedua senyawa ini berbeda. Sebagaimana prinsipya semakin panjang rantai karbon makin kental atau tinggkat viskositasnya tinggi.
4. Isomer
Pada kegiatan kali kita melakukan perbandingan antara senyawa dari satu rumus molekul yang di bentuk menjadi beberapa rumus struktur yang berbeda yaitu senyawa diklorobenzena yaitu 0-diklorobenzena dan p-diklorobenzena serta Butanol yaitu n-butil alkohol dan t-butil alkohol. Setelah di bandingkan ternyata dilihat dari sifat fisiknya kedua senyawa 0-diklorobenzena dan p-diklorobenzena memiliki perbedaan yakni dari segi wujud dan warna 0-diklorobenzena zatnya berbentuk larutan atau cair dan bening sedangkan p-diklorobenzena berbentuk padat dan berwarna putih padahal kedua senyawa ini adalah satu molekul yang hanya berbeda rumus strukturnya. Hal ini membenarkan suatu teory yang mengatakan bahwa rumus molekul yang sama tetapi rumus strukturnya berbeda memiliki sifat fisik yang berbeda pula.

g. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah :
1. Sifat fisika dan kimia senyawa ion dan kovalen bisa dilihat berdasarkan titik
leleh dan titik leburnya, wujud senyawa, kelarutan, daya hantar listrik, kemudahan terbakar serta dengan menguji bau dari tiap-tiap senyawa.
2. Jenis ikatan kimia seperti ikatan ion dan kovalen sangat mempengaruhi sifat
fisik dan sifat kimia senyawa.
3. Senyawa yang dapat larut dalam air adalah urea, NaCl, KI, MgSO4 dan a.
4. Senyawa yang dapat larut dalam CCl4 adalah urea, MgSO4 dan naftalena.
5. Yang merupakan senyawa ion adalah urea, NaCl, KI, dan MgSO4.
6. Yang merupakan senyawa kovalen adalah isopropil alkohol dan naftalena.













DAFTAR PUSTAKA
Team Teaching Kimia Anorganik. 2008. Modul Praktikum. Gorontalo:UNG

Fessenden & Fessenden, 1982. Kimia Organik Edisi ketiga jilid 1 dan 2. jakarta : Erlangga.

Drs Parlan M.Si 2003. Kimia Organik I. Malang JICA

Brady, J. E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binarupa Aksara, Jakarta.

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar Jilid 1. ITB, Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar