^_^

SELAMAT DATANG UNTUK PARA PENGUNJUNG DAN SILAHKAN MENGAKSES DATA

PEMISAHAN CAMPURAN


BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Pada zaman modern seperti sekarang ini, perkembangan industri farmasi dan makanan begitu pesat, begitu pula mengenai zat yang sudah jarang ditemukan seperti air laut tersusun dari air, garam, dan zat padat terlarut lainnya, rekristalisasi merupakan salah satu cara pemurnian zat padat yang zamak digunakan, zat-zat tersebut dilarutkan dalam suatu pelarut kemudian di kristalisasi kembali.
Secara umum campuran adalah zat yang terbentuk dari beberapa jenis zat, yang sifat-sifat zat pembentuknya tetap masih ada. Campuran terbentuk dari gabungan beberapa macam unsur dan senyawa. Sebagai contoh, air laut tersusun dari air, garam, dan zat padat terlarut lainnya. Susu tersusun dari, lemak dan zat padat lain yang terlarut. Campuran dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu Campuran homogen dan campuran heterogen.
Metode pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan untuk memisahkan atau memurnikan suatu senyawa atau sekelompok senyawa yang mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala laboratorium maupun dalam skala industri, metode pemisahan dapat dibedakan menjadi dua metode yaitu metode pemisahan sederhana dan metode pemisahan kompleks.
Ada beberapa dasar pemisahan campuran antara lain dapat dilihat dari ukuran partikel, titik didih, pengendapan, difusi dan absorbsi. Pada pemisahan campuran juga ada jenis-jenisnya yakni filtrasi, kristalisasi, destilasi, sublimasi, ekstrasi dan kromatografi.
Pada percobaan pemisahan campuran dilakukan pencampuran terhadap campuran padat dengan padat dan  cair dengan cair, yang bertujuan untuk memisahkan suatu campuran menjadi komponen-komponennya dengan menggunakan metode yang sesuai.
I. 2  MAKSUD PERCOBAAN
Memisahkan suatu campuran dari komponen-komponennya dengan menggunakan berbagai cara.
I.3  TUJUAN PERCOBAAN
§  Untuk memisahkan suatu campuran padat dengan padat menjadi komponennya berdasarkan perbedaan kelarutan terhadap pelarutnya dengan menggunakan metode yang sesuai.
§  Untuk menentukan kadar garam yang terkandung dalam campuran garam dan pasir.
 
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 TEORI
Campuran adalah zat yang terbentuk dari beberapa jenis zat, yang sifat-sifat zat pembentuknya tetap masih ada (3). Campuran terbentuk dari gabungan beberapa macam unsur dan senyawa. Sebagai contoh, air laut tersusun dari air, garam, dan zat padat terlarut lainnya. Susu tersusun dari, lemak dan zat padat lain yang terlarut (7).
Campuran dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu Campuran homogen dan campuran heterogen. Campuran homogen adalah campuran jika batas zat-zat penyusunnya tidak nampak dan masing-masing partikel zatnya tersebar merata. Contohnya pada larutan oralit terbentuk oleh air, gula dan garam. Sedangkan campuran heterogen adalah zat yang terbentuk oleh beberapa jenis zat, yang batas zat penyusunnya masih dapat dilihat atau dikenal dan sifat-sifat zat penyusunnya masih ada. Contohnya pada campuran yang terbentuk oleh air dan minyak goreng, gula pasir dimasukan kedalam gelas yang berisi air hangat, gula larut, rasa larutan dibagian bawah lebih manis dari pada dibagian permukaan, suatu materi terbentuk oleh semen,batu kerikil dan batu pasir. Jika materi itu dibelah, maka semen, batu pasirdan batu kerikilnya akan nampak jelas (3).
Metode pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan untuk memisahkan atau memurnikan suatu senyawa atau sekelompok senyawa yang mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala laboratorium maupun dalam skala industri (1)
Berdasarkan tahap proses pemisahan,metode pemisahan dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu : 
1.      Metode pemisahan sederhana adalah metode yang menggunakan cara satu tahap. Proses ini terbatas untuk memisahkan campuran atau larutan yang relatife sederhana.
2.      Metode pemisahan kompleks adalah metode yang memerlukan beberapa tahap kerja, diantaranya penambahahn bahan tertentu, pengaturan proses mekanik alat, dan reaksi-reaksi kimia yang diperlukan (1).
Ada beberapa dasar pemisahan campuran antara lain sebagai berikut (9):
a.       Ukuran partikel
Bila ukuran partikel zat yang diinginkan berbeda dengan zat yang tidak diinginkan (zat pencampur), maka dapat dipisahkan dengan metode filtrasi (penyaringan).
b.      Titik didih
Bila antara zat hasil dan zat pencampur memiliki titik didih yang jauh berbeda dapat dipishkan dengan metode destilasi. Apabila titik didih zat hasil lebih rendah daripada zat pencampur, maka bahan dipanaskan antara suhu didih zat hasil dan di bawah suhu didih zat pencampur.
c.       Kelarutan
Suatu zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda, artinya suatu zat mungkin larut dalam pelarut A tetapi tidak larut dalam pelarut B, atau sebaliknya.
d.      Pengendapan
Suatu zat akan memiliki kecepatan mengendap yang berbeda dalam suatu campuran atau larutan tertentu. Zat-zat dengan berat jenis yng lebih besar daripada pelarutnya akan segera mengendap. Jika dalam suatu campuran mengandung satu atau beberapa zat dengan kecepatan pengendapan yang berbeda dan kita hanya menginginkan salah satu zat, maka dapat dipisahkan dengan metode sedimentasi atau sentrifugsi. Namun jika dalm campuran mengandung lebih dari satu zat yang akan kita inginkan, maka digunakan metode presipitasi.
e.       Difusi
Dua macam zat berwujud cair atau gas bila dicampur dapat berdifusi (bergerak mengalir dan bercampur) satu sama lain. Gerak partikel dapat dipengaruhi oleh muatan listrik. Listrik yang diatur sedemikian rupa (baik besarnya tegangan maupun kuat arusnya) akan menarik partikel zat hasil ke arah tertentu sehingga diperoleh zat yang murni.
f.       Adsorbsi
Adsorbsi merupakan penarikan suatu zat oleh bahan pengadsorbsi secara kuat sehingga menempel pada permukaan dari bahan pengadsorbsi. Penggunaan metode ini diterapkan pada pemurnian air dan kotoran renik atau organisme.
Mekanisme pemisahan pada Partikel-partikel zat padat cenderung memisah dengan adanya perbedaan ukuran, kerapatan, bentuk, dan sifat-sifat lain dari partikel yang membentuknya. Proses segregasi (pemisahan) terjadi selama pencampuran, dan selama urutan penanganan dari campuran yang telah sempurna, hal ini terutama nyata pada serbuk yang mengalir bebas. Serbuk-serbuk yang tidak mengalir bebas, atau yang mengadakan gaya kohesi dan adhesi yang tinggi antara partikel-partikel yang mempunyai komposisi sama atau tidak sama sering sukar dicampur karena terjadinya pengumpulan (aglomerasi). Untuk keadaan demikian, gumpalan pertikel dapat dipecahkan dengan menggunakan mikser yang menimbulkan gaya shear yang tinggi atau yang menyebabkan serbuk memadat. Jika serbuk-serbuk ini telah dicampur, mereka mungkin tidak dapat terpisah lagi, karena gaya antar partikel yang relatif tinggi yang menahan gerakan antar pertikel untuk memisah (4).
Ada  beberapa Jenis-Jenis Metode Pemisahan yakni :
1.      Filtrasi atau penyaringan
Filtrasi Merupakan metode pemisahan untuk memisahkan zat padat dari cairan dengan menggunakanalat berpori (penyaring). Dasar pemisahan metode ini adalah perbedaan ukuran pertikel antara  pelarut dan zat terlarutnya (2).
Proses filtrasi yang dilakukan adalah bahan harus dibuat dalam bentuk larutan atau berwujud cair kemudian disaring. Hasil penyaringan disebut filtrat sedangkan sisa yang tertinggal dipenyaring disebut residu (ampas). Contohnya yaitu menghilangkan pirogen (pengotor) pada air suntik injeksi dan obat-obat injeksi , dan membersihkan sirup dari kotoran yang ada pada gula (2).

2.      Sublimasi
Sublimasi merupakan metoda pemisahan campuran dengan menguapkan zat padat tanpa melalui fasa cair terlebih dahulu sehingga kotoran yang tidak menyublim akan tertinggal (2).
Bahan-bahan yang menggunakan metode ini adalah bahan yang mudah menyublim, seperti kamfer dan iod (2).
3.      Kristalisasi
Kristalisasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat yang terlarut dalam suatu larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan bahan dalam suatu pelarut dan perbedaan titik beku (2).
Kristalisasi ada dua cara yaitu kristalisasi penguapan dan kristalisasi pendinginan. Contoh proses kristalisasi yaitu pembuatan garam da;pur dari air laut. Mula-mula air laut ditampung dalam suatu tambak, kemudian dengan bantuan sinar matahari dibiarkan menguap. Setelah proses penguapan, dihasilkan garam dalm bentuk kasar dan masih bercampur dengan pengotornya. Sehingga untuk mendapatkan garam yang bersih diperlukan proses rekristalisasi (pengkristalan kembali) (2).
4.      Destilasi
Destilasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh suatu bahan yang berwujud cair yang terkotori oleh zat padat atau bahan lain yang mempunyai titik didih yang berbeda (2).
Bahan yang dipisahkan oleh metode ini adalah bentuk larutan cair, tahan terhadap pemanasan dan perbedaan titik didihnya tidak terlalu dekat. Contoh destilasi adalah proses penyulingan minyak bumi, pembuatan minyak kayu putih, dan memurnikan air minum (2).
5.      Ekstrasi
Ekstrasi merupakan metode pemisahan dengan melarutkan bahan campuran dalam pelarut yang sesuai. Dasar pemisahan metode ini adalah kelarutan bahan dalam pelarut tertentu (2).
6.      Kromatografi
Kromatografi adalah cara pemisahan berdasarkan perbedaan kecepatan perambatan pelarut pada suatu lapisan zat tertentu. Dasar pemisahan metode ini adalah kelarutan dalam pelarut tertentu, daya absorbsi oleh bahan oleh bahan penyerap, dan vilatilitas (daya penguapan). Contoh proses kromagtografi sederhana adalah kromagtografi kertas untuk memisahkan tinta (2).
II. 2 URAIAN BAHAN       
1.      Air Suling  (5)
Nama Resmi          : Aqua destilata
Nama Lain                        : Air suling
Rumus Molekul     : H2O
BM                        : 18,02
Pemerian               : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,tidak
 mempunyai rasa
Penyimpanan         : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan              : Sebagai pelarut
2.      Garam  (5)
Nama Resmi          : Natrii chloridum
Nama Lain                        : Natrium klorida
Rumus Molekul     : NaCl
BM                        : 58,44
Pemerian               : Hablur heksahedrat, tidak berwarna atau serbuk
  hablur   putih ; tidak berbau, rasa asin
Kelarutan              : Larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air
  mendidih dan dalam lebih kurang 10 bagian
  gliserol P ; sukar larut dalam etanol (95%) P
Penyimpanan         : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan              : Sumber ion klorida dan ion natrium
 
BAB III
METODE KERJA
III.1  ALAT YANG DIGUNAKAN
·         Timbangan analitik
·         Gelas piala kecil
·         Gelas ukur 25 ml
·         Cawan penguap
·         Batang pengaduk
·         Corong plastik
·         Kaca arloji
·         Lilin
·         Oven
·         Gegep kayu
·         Sendok tandu
III.2 BAHAN YANG DIGUNAKAN
·         Garam (NaCl)
·         Pasir
·         Air suling
·         Kertas saring
·         Kertas perkamen


III.3 CARA KERJA
1.      Timbang saksama beker gelas kecil
2.      Timbang sakasama 5 g zat uji kedalam gelas piala
3.      Larutkan dengan air sebanyak 3 kali masing-masing 25 ml, 15 ml, 10 ml (Tiap kali melarutkan disaring dengan saksama kedalam piring penguap)
4.      Uapkan filtrat dengan api asbes yang kecil
5.      Kalau airnya sudah habis menguap, lanjutkan pengeringan dengan oven selama 30 menit pada suhu 105o C.
6.      Dinginkan dalam eksikator, kemudian timbanag saksama
7.      Catat datanya, kemudian hitunglah kadar garam dapur dalam campuran tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. 1 HASIL PENGAMATAN
            Sampel (Garam + Pasir)
Jmlh
(ml)
Sampel sebelum dilarutkan (a)
Sampel sesudah dilarutkan (b)
Kadar Garam
 x 100 %
50 ml
5 gr
3,71 gr
25,8 %
50 ml
5 gr
2,60 gr
48 %

Diketahui : Berat gelas piala = 62,74 gr
Kadar Garam A =  x 100 %
                          =  x 100 %
                          = 25,8 %
Kadar Garam B =  x 100 %
                          =  x 100 %
                          = 48 %

IV.II PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dilakukan percobaan pemisahan campuran antara padat dengan padat, yaitu pencampuran antara pasir dan garam (campuran padat dengan padat) yang dilarutkan dalam pelarut aquadest yang memiliki perbedaan kelarutan terhadap pelarut. Kemudian garam tersebut akan melarut dalam aquadest dan akan membentuk satu campuran yang homogen yaitu campuran yang mengandung satu fasa. Sedangkan pasir akan membentuk campuran heterogen yaitu campuran yang mengandung dua fasa.
Garam dan pasir ditimbang saksama masing-masing 5 gr. Timbang saksama itu adalah penimbangan yang diperkenankan tidak lebih dari 0,1 %  dari jumlah yang ditimbang. Kemudian Garam dan pasir dimasukkan kedalam gelas beker kecil, dicampur dan dilarutkan dalam 50 ml aquadest tetapi dilakukan sebanyak 3 kali masing-masing 25 ml, 15 ml dan 10 ml aquadest.
Campuran garam dan pasir yang pertama dilarutkan dalam 25 ml aquadest, diaduk dengan menggunakan batang pengaduk kemudian disaring. Hasil penyaringan atau filtrat di masukkan kedalam cawan porselin. Kemudian residu (ampas) dilarutkan kembali dengan 15 ml aquades, hal tersebut dilakukan agar garam dapat larut sempurna. Hal yang sama juga dilakukan kembali pada 10 ml aquadest terhadap residu penyaringan campuran sebelumnya agar garam tersebut diharapkan sudah habis terlarut dalam aquadest(pelarut).
Kemudian hasil filtrat dari campuran garam dan pasir yang telah dilarutkan dengan 50 ml aquadest (25 ml, 15 ml, dan 10 ml), diuapkan dengan api asbes yang kecil sampai airnya habis, kemudian apabila airnya sudah habis menguap dilanjutkan pengeringan di dalam oven sampai suhu 1050C. Hal tersebut dilakukan karena titik didih air sebagai pelarut adalah 1000C, sehingga diharapkan pada suhu 1050C air tersebut sudah menguap sempurna. Pada percobaan ini dilakukan dua kali perlakuan yang sama agar diperoleh data kadar garam dalam dua campuran yang berbeda.
Dari hasil pengamatan yang diperoleh data kadar garam A adalah 25,8%, sedangkan untuk kadar garam B adalah 48 %. Perbedaan kadar dalam campuran yang sama ini diakibatkan oleh tidak tersedianya  alat yang  digunakan yaitu pembakar bunzen.
Perbedaan dari campuran Homogen dan campuran Heterogen yaitu campuran homogen merupakan dimana semua bagian campuran memiliki susunan yang sama dan seragam, campuran homogen disebut juga larutan, sebagai contoh pada campuran teh dan susu, karena komponen-komponen dalam larutan ini sudah tercampur menjadi satu dan memiliki susunan komponen yang sama disemua bagian larutan (8). Sedangkan campuran heterogen merupakan campuran yang penyusunnya tidak seragam atau tidak sama, contohnya pada campuran antara tanah denga batu kerikil karena komponen penyusun campurannya masih dapat dibedakan antara tanah dan batu kerikil (8).   

BAB V
PENUTUP
V.1 KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil kadar garam dalam campuran garam dan pasir yaitu :
§  Kadar Garam A =  x 100 %
                                       =  x 100 %
                                       = 25,8 %
            Kadar Garam B =  x 100 %
                                       =  x 100 %
                                       = 48 %
Jadi Kadar Garam A adalah 25,8% dan Kadar Garam B adalah 48%
V.II SARAN
Sebaiknnya Alat dan bahan yang ada di laboratorium itu dapat dilengkapi, seperti kaki tiga, Bunsen dll, agar praktikum yang kita lakukan dapat berjalan dengan baik, dan mendapatkan hasil yang kita inginkan.

DAFTAR PUSTAKA
1.      http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kulia web/2008/DIDAH%20RAHAYU%20%280606371%29/halaman 10.html
2.      http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kulia web/2008/DIDAH%20RAHAYU%20%280606371%29/halaman 12.html
4.      Leon Lachman.dkk., 2007. Teori dan Praktek farmasi Industri, Universitas Indonesia Press : Jakarta
5.      Direktorat Jenderal pengawasan Obat dan Departemen Kesehatan RI ., 1979. Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta
6.      Tungadi Robert., 2009. Penuntun Praktikum Fisika, Universitas Negeri
Gorontalo ; Gorontalo
8.      http: //mantrek,blogspot.com/2009/06/campuran