^_^

SELAMAT DATANG UNTUK PARA PENGUNJUNG DAN SILAHKAN MENGAKSES DATA

BOBOT JENIS DAN MASSA JENIS


BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Bobot jenis suatu zat didefinisikan sebagai perbandingan bobot zat terhadap air dengan volume yang sama ditimbang di udara pada suhu yang sama. (Farmakope Indonesia edisi III;767). Satuan bobot jenisnya yaitu kg/ml.  Sedangkan massa jenis adalah perbandingan antara massa suatu zat terhadap volume zat. Satuan Sistem Internasional untuk massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kg/m3). Untuk satuan CGS atau centimeter, gram dan sekon, satuan massa jenis dinyatakan dalam gram per centimeter kubik (gr/cm3). (http://idid.facebook.com/note.php?note_id=423572878399&id=182240420845).
Bagi seorang calon farmasis cara penentuan bobot jenis dan massa jenis sangat penting diketahui. Karena dengan mengetahui bobot jenis dan massa jenis kita dapat mengetahui kemurnian dari suatu sediaan khususnya yang berbentuk larutan.
Selain itu memberikan kemudahan bagi kita dalam memformulasi obat. Karena dalam memformulasikan obat kita harus mengetahui bobot jenisnya. Dengan mengetahui bobot jenis dan massa jenis  kita dapat menentukan apakah suatu zat dapat bercampur atau tidak dengan zat lainnya.
I.2 Maksud Percobaan
   Maksud dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui dan memahami cara penetapan bobot jenis dan massa jenis suatu zat dengan metode piknometer dan hidrometer
I.3 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini yaitu menetapkan bobot jenis dan rapat jenis dengan menggunakan alat piknometer, hidrometer dan neraca Mohr Westphal Balance.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II. 1 Penetapan Bobot dan Massa Jenis
II.1.1  Bobot Jenis
Bobot jenis (specific gravity) suatu zat adalah perbandingan antara bobot jenis suatu zat dengan volume air pada suhu tertentu Untuk bidang farmasi biasanya 25o/25o. (Penuntun praktikum farmasi fisika; 1).
Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, penetapan bobot jenis digunakan hanya untuk cairan, didasarkan pada perbandingan bobot zat di udara pada suhu 250 terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Bila suhu ditetapkan dalam monografi, bobot jenis adalah perbandingan bobot zat di udara pada suhu yang ditetapkan terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Bila pada suhu 250C zat berbentuk padat, tetapkan bobot jenis pada suhu yang telah tertera pada masing-masing monografi, dan mengacu pada air  yang tetap pada suhu 250C. (Farmakope Indonesia Edisi IV; 1030).
Menurut defenisi, bobot jenis adalah perbandingan yang dinyatakan dalam desimal, dari berat suatu zat terhadap berat dari standar dalam volume yang sama kedua zat mempunyai temperature yang sama atau temperatur yang telah diketahui. Air digunakan untuk standar untuk zat cair dan padat, hidrogen atau udara untuk gas. Dalam farmasi, perhitungan bobot jenis terutama menyangkut cairan, zat padat dan air merupakan pilihan yang tepat untuk digunakan sebagai standar karena mudah didapat dan mudah dimurnikan. Pada 4oC, kerapatan air adalah 1 g dalam satu centimeter kubik. Karena USP menetapkan 1 ml dapat dianggap equivalent dengan 1 cc, dalam farmasi, berat 1 g air dianggap 1 ml. (Pengantar bentuk sediaan farmasi; 625).
Pengujian bobot jenis dilakukan untuk menentukan 3 macam bobot jenis yaitu :
1.      Bobot jenis sejati
Bobot jenis sejati adalah perbandingan antara bobot jenis piknometer kosong dikurangi dengan bobot jenis pikometer yang berisi air dan dikali dengan bobot jenis sampel, dan dibagi dengan piknometer yang berisi sampel ditambah piknometer yang berisi aquadest dikurangi dengan bobot jenis piknometer kosong ditambah dengan bobot jenis piknometer yang berisi sampel dan aquadest. Bobot jenis ini dapat dirumuskan :
  Bobot sejati = (c-a) x bobot jenis
                             (c+b)-(a+d)
Dimana a = piknometer kosong
             b = piknometer yang berisi aquadest
             c = piknometer yang berisi sampel
             d = pikonometer yang berisi aquadest dan  sampel
2.      Bobot jenis nyata
Bobot jenis nyata merupakan perbandingan antara bobot jenis sampel dengan volume awal. Bobot jenis nyata dapat dirumuskan sebagai berikut.
Bobot jenis nyata = bobot jenis sampel
                                    Volume awal
3.      Bobot jenis mampat
Bobot jenis mampat merupakan perbandingan antara bobot jenis sampel dengan volume mampat. Bobot jenis mampat dapat dirumuskan sebagai berikut.
Bobot jenis mampat = bobot jenis sampel
                                      Volume mampat
Bobot jenis yang juga dikenal dengan istilah Specific Gravity atau gravitasi khusus. Gravitasi khusus suatu zat dapat diperoleh dengan membagi kerapatannya dengan 103 kg/m3 (kerapatan air pada suhu 4o C). Gravitasi khusus tidak memiliki satuan dan dimensi. (http://www.gurumuda.com/massa-jenis-dan-berat-jenis).
Apabila kerapatan suatu benda lebih kecil dari kerapatan air, maka benda akan terapung. Gravitasi khusus benda yang terapung lebih kecil dari 1. Sebaliknya jika kerapatan suatu benda lebih besar dari kerapatan air, maka gravitasi khususnya lebih besar dari 1. Jadi benda tersebut akan tenggelam.(http://www.gurumuda.com/massa-jenis-dan-berat-jenis).
S = m­x / ma

 
Biasanya dilambangkan dengan huruf S dan memiliki persamaan rumus sebagai berikut :

dimana mx = massa suatu zat
   mair = massa zat cair
Penentuan bobot jenis dilakukan dengan piknometer, hidrometer, densimeter dan  neraca Mohr-Westphal Balance.
1.      Piknometer
Piknometer  biasanya terbuat dari kaca, berbentuk erlenmeyer kecil dengan kapasitas volumenya antara 10 mL–25 ml. Piknometer digunakan untuk mengukur berat jenis suatu zat cair dan zat padat, bagian tutup mempunyai lubang berbentuk saluran kecil. Pengukuran harus dilakukan pada suhu tetap. Volume zat cair selalu sama dengan volume piknometer. (http://sjraharjo.wordpress.com/?s=bobot+jenis).
Prinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan penentuan ruang, yang ditempati cairan ini. Untuk ini dibutuhkan wadah untuk menimbang yang dinamakan piknometer. Ketelitian metode piknometer akan bertambah hingga mencapai maximal dengan bertambahnya volume piknometer. (http://rgmaisyah.wordpress.com/2009/04/25/bobot-jenis-dan-rapat-jenis/).
2.      Hidrometer
Hidrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur berat jenis (atau kepadatan relatif) dari cairan, yaitu rasio kepadatan cairan dengan densitas air. (http;//alfiandagul.blogspot.com/2010/10/vbehaviorurldefaultvmlo.html).
Hidrometer biasanya terbuat dari kaca yang berupa pipa yang ujungnya tertutup dan bagian bawahnya tertutup dan diberi pemberat pada bagian bawah. Bila alat ini dicelupkan  dalam cairan yang akan diperiksa  maka angka menunjukkan bobot jenis. (Penuntun praktiku farmasi fisika;2)
3.      Densimeter
Densimeter merupakan alat untuk mengukur massa jenis (densitas) zat cair secara langsung. Angka-angka yang tertera pada tangkai berskala secara langsung menyatakan massa jenis zat cair yang permukaannya tepat pada angka yang tertera. (http://rgmaisyah.wordpress.com/2009/04/25/bobot-jenis-dan-rapat-jenis/)
Penentuan bobot jenis dengan densimeter didasarkan pada pembacaan seberapa dalamnya tabung gelas tercelup dan skala dibaca tepat pada miniskus cairan. Panjang tabung yang tercelup dalam cairan menunjukkan bobot jenis cairan. Semakin rendah bobot jenisnya, semakin rendah pula bagian densimeter yang tercelup ke dalam cairan. (http://deviedeph.wordpress.com /2010/07/09/taf-penetapan-bobot-jenis-dengan-densimeter/)
Densitas dipengaruhi oleh suhu, dimana semakin naik suhu maka molekul-molekul zat akan bergerak, mengembang dan akan menguap, sehingga densiti akan berkurang. Namun apabila suhu turun, jarak antar molekulnya semakin rapat, sehingga zat akan mengkerut yang menyebabkan densitas akan bertambah atau semakin kental. (http://deviedeph.wordpress.com/2010/07/09/taf-penetapan-bobot-jenis-dengan-densimeter/).
4.      Neraca Mohr-Westphal Balance
Alat ini hampir sama dengan neraca lengan kiri berisi tabung dengan pemberatnya (sehingga bila dicelupkan dalam cairan yang akan diperiksa akan tenggelam). Selanjutnya lengan sebelah kanan berisi pemberat yang dap ditambah dan dikurangi. Jumlah pemberat yang berada dalam kedaan keseimbangan gaya tolak cairan menunjukkan bobot cairan yang dipindahkan sejumlah volume tersebut. Prinsip penentuan ini sebenarnya berdasarkan prisip hukum Archimedes. Bila benda dicelupkan dalam air maka benda tersebut akan mendapat perlwanan (gaya ke atas) sebesar jumlah air yang dipindahkan. (Penuntun praktikum farmasi fisika;3)
Syarat-syarat Mohr :
a.       Jika benda celup bergantung diudara pada ujung lengan (titik bagi no. 10) neraca harus setimbang.
b.      Jika benda celup digantungkan pada ujung lengan dan dicelupkan dalam air yang massa jenisnya = 1g / cm3.
c.       Perbandingan anting dari nomor yang berurutan harus 0 : 1.
d.      Jarak antara dua titik bagi = 0,1 panjang lengan. (http://sjraharjo.wordpress.com/?s=bobot+jenis)
II.1.2  Massa Jenis
Massa jenis suatu zat adalah perbandingan antara bobot zat dengan volume zat pada suhu tertentu (biasanya 25o C). (penuntun praktikun farmasi fisika;2)

Zat
Kerapatan (kg/m3)
Zat Cair
Air (4o C)
1,00 x 103
Air Laut
1,03 x 103
Darah
1,06 x 103
Bensin
0,68 x 103
Air raksa
13,6 x 103
Zat Padat
Es
0,92 x 103
Aluminium
2,70 x 103
Besi & Baja
7,8 x 103
Emas
19,3 x 103
Gelas
2,4 – 2,8 x 103
Kayu
0,3 – 0,9 x 103
Tembaga
8,9 x 103
Timah
11,3 x 103
Tulang
1,7 – 2.0 x 103
Zat Gas
Udara
1,293
Helium
0,1786
Hidrogen
0,08994
Uap air(100 oC)
0,6














Kerapatan atau biasa juga dikenal dengan kerapatan Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. (H:\farrfis\Massa_jenis.htm).
Satuan SI massa jenis adalah (kg/m-3). Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan

memiliki massa jenis yang sama. (http://sjraharjo.wordpress.com/?s =bobot+jenis).
Rumus untuk menentukan massa jenis adalah
\rho = \frac{m}{V}
Dengan : ρ adalah massa jenis,
m adalah massa,
V adalah volume.

II.2  Uraian Bahan
1.  Aquadest
                     Nama Resmi       :  Aqua destillata
(Farmakope Indonesia III; 95).
                     Nama lain           :  Air suling
   (Farmakope Indonesia III; 95).
RM/BM              :  H2O / 18,02
(Farmakope Indonesia III; 95).
Rumus struktur  :  H-O-H
Bobot jenis         :  0,997 g/ml (250C).

Pemerian            :  Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa.(Farmakope Indonesia III; 95).
Penyimpanan      :  Dalam wadah tertutup baik.

2. Alkohol
Nama Resmi       :  Aethanolum.
(Farmakope Indonesia III; 65).
Aethanolum.
(Farmakope Indonesia IV; 63)
Nama lain           :  Etanol, alkohol.
(Farmakope Indonesia III; 65).
Etanol.
(Farmakope Indonesia IV;63)
RM/BM              :  C2H6O/46.07
(Farmakope Indonesia IV;63)
Rumus struktur  :         H  H
                                 H-C-C-H
                                     H  H
Bobot jenis         :  0.8119 – 0.8139
(Farmakope Indonesia III; 65).
Antara 0.812-0.16
(Farmakope Indonesia IV;63)
Pemerian            : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak; bau khas; rasa panas. Mudah terbakar dengan memberikan nyala  biru yang tidak berasap. (Farmakope Indonesia III; 65).
Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna. Bau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap walaupun pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 78°. Mudah terbakar. (Farmakope Indonesia IV; 63).
Kegunaan           : sebagai zat tambahan
Penyimpanan      : Dalam wadah tertutup rapat, dijauhkan dari api. (Farmakope Indonesia IV; 63).

Dalam wadah tertutup rapat, dijauhkan dari api. (Farmakope Indonesia III; 65)
3.   Aseton
Nama Resmi       :  Acetonum
(Farmakope Indonesia edisi IV;27).
Nama lain           :  Aseton
(Farmakope Indonesia edisi IV;27)
Propanon, dimetilformaldehida.
(http://wikipedia-aseton.htm)
RM/BM              :  C3H6O/58.08
Rumus struktur  :  CH3COCH3
(Farmakope Indonesia edisi IV;27).
Bobot jenis         :  Tidak lebih dari 0.789.
(Farmakope Indonesia edisi IV;27).
Pemerian            : Cairan transparan, tidak berwarna, mudah  menguap; bau khas. Larutan (1 dalam 2) netral terhadap kertas lakmus. (Farmakope Indonesia edisi IV;27).
Penyimpanan      :  Dalam wadah tertutup rapat, jauhkan dari api.
(Farmakope Indonesia edisi IV;27).
4.      Minyak Kelapa
Nama Resmi       :  Oleum cocos.
(Farmakope Indonesia Edisi III;456).
Nama lain           :  Minyak Kelapa
(Farmakope Indo.nesia Edisi III;456).
Pemerian            :  Cairan jernih; tidak berwarna atau kuning pucat; bau khas; tidak tengik. (Farmakope Indonesia Edisi III;456)
Kegunaan           :  Sebagai zat tambahan.
(Farmakope Indonesia Edisi III;456)
Penyimpanan      : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, ditempat sejuk. (Farmakope Indonesia Edisi III;456)
BAB III
METODE KERJA

III.1 Alat-alat yang digunakan
Alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu :
1.
Eksikator
6.
Oven
2.
Gelas ukur 500 ml
7.
Piknometer 25 ml
3.
Hidrometer
8.
Termometer
4.
5.
Tisu / Lap
Beker Gelas 50 ml
9.
10.
Timbangan analitik
Baskom

III.2 Bahan-bahan yang digunakan
Bahan yang digubakan dalam percobaan ini yaitu :
1.
Alkohol
5.
Es Batu
2.
Aseton
6.
Minyak
3.
Aquadest


III.3 Cara kerja
a.      Mengukur Bobot jenis Menggunakan Piknometer
a.       Disiapkan alat dan bahan.
b.      Dicuci piknometer 25 ml dengan air yang bersih, kemudian dibersihkan dengan lap halus.
c.       Dibilas piknometer 25 ml dengan aquadest, kemudian dibersihkan kembali dengan tisu.
d.      Piknometer 25 ml dibilas lagi dengan alkohol 70 %, kemudian dibersihkan kembali dengan tisu hingga bersih.
e.       Piknometer 25 ml dipanaskan dalam oven pada suhu 100°C selama 1 jam, lalu didinginkan dalam eksikator.
f.       Kemudian ditimbang bobot piknometer 25 ml dalam keadaan kosong pada timbangan analitik, hasilnya dicatat sebagai nilai (a).
g.      Dimasukkan aquadest yang akan diukur ke dalam piknometer hingga 25 ml.
h.      Seluruh piknometer yang berisi aquadest didinginkan dalam es hingga suhu aquadest dalam piknometer mencapai 25°C menggunakan termometer.
i.        Setelah suhu mencapai 25°C, piknometer ditutup. Di lap dengan tisu Dibiarkan pada suhu kamar dan ditimbang secara teliti dengan menggunakan neraca analitik. Hasilnya dicatat sebagai nilai (b).
j.        Dihitung MJ (b-a)/volume aquadest = (...g/ml).

b.      Mengukur MJ dengan hidrometer
1.      Disiapkan alat dan bahan.
2.      Dicuci alat yang digunakan dengan air yang bersih, kemudian dibersihkan dengan lap halus.
3.      Dibilas alat yang digunakan dengan aquadest, kemudian dibersihkan kembali dengan tisu.
4.      Dibilas lagi Alat yang digunakan dengan alkohol 70 %, kemudian dibersihkan kembali dengan lap halus hingga bersih.
5.      Dimasukkan 250 ml alkohol 70 % ke dalam gelas ukur.
6.      Dimasukkan Hidormeter ke dalam gelas ukur yang telah berisi alkohol 70 %.
7.      Diamati skalanya pada permukaan.
8.      http://sjraharjo.files.wordpress.com/2008/04/kimiafisika_html_4475c984.png?w=56&h=36Dicatat angka yang tertanda tepat dipermukaan cairan yang menunjukkan MJ cairan itu.
9.      Dihitung MJ                      = (...g/cm3).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengamatan
1)      Bobot Jenis Aquadest dengan menggunakan metode Hidrometer
Angka yang tertanda tepat pada permukaan aquadest adalah 0,756 g/ml. dan hasil yang didapat tidak sesuai dengan literatur yaitu 0,997 g/ml

2)      Massa Jenis Alkohol dengan menggunakan metode Piknometer
Piknometer kosong (a)
Piknometer + Alkohol (b)
Volume Alkohol (v)
Hasil
(g/cm3)
28 g
53 g
25 ml
1 g/cm3
Perhitungan :
Dik : Berat piknometer kosong (a)               = 28 gr
         Berat piknometer + alcohol (b)           = 53 gr
         Volume alcohol (v)                             = 25 ml
Dit : MJ alkohol                                           = …….?
Peny : MJ alcohol     =    b - a
                                         v
                                 =  53 - 28 
                                         25
                                 = 1 gr/cm3


IV.2 Pembahasan
Dalam bidang farmasi bobot jenis dan rapat jenis suatu zat atau cairan digunakan sebagai salah satu metode analisis yang berperan dalam menentukan senyawa cair, digunakan pula untuk uji identitas dan kemurnian dari senyawa obat terutama dalam bentuk cairan, serta dapat pula diketahui tingkat kelarutan/daya larut suatu zat.
Dipercobaan ini untuk penentuan massa jenis dan bobot jenis menggunakan metode piknometer dan hidrometer. Piknometer digunakan untuk mencari bobot jenis dan hidrometer digunakan untuk mencari massa jenis.
1.      Piknometer
Cairan yang digunakan dalam percobaan ini adalah alkohol Untuk melakukan percobaan penetapan massa jenis, piknometer dicuci terlebih dahulu, kemudian dibilas dengan menggunakan aquadest, alkohol 70 % dan aseton. Berdasarkan literatur Pemakaian aquadest, alkohol dan aseton merupakan sterilisasi secara kimiawi. (http://ekmon-saurus.blogspot.com/2008/11/bab-3-sterilisasi.html).
Piknometer kemudian dipanaskan dalam oven dengan suhu 1000C selama 1 jam.  Berdasarkan literatur pemanasan dengan menggunakan oven bertujuan untuk mensterilisasikan piknometer dengan suhu antara 60-1800C. Alat ini disterilkan selama 2-3 jam. Sterilisasi menggunakan oven ini termasuk dalam sterilisasi panas kering yang cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dan lain-lain. (http://ekmon-saurus.blogspot.com/2008/11/bab-3-sterilisasi.html).
Sedangkan pada autoklaf pemanasannya memerlukan suhu bertekanan tinggi 1210C selama kurang lebih 15 menit. (http://id.wikipedia.org/wiki/Autoklaf)
Setelah itu dimasukkan ke dalam eksikator sampai dingin. Piknometer ditimbang pada timbangan analitik dalam keadaan kosong, hasilnya 28 g. Setelah ditimbang piknometer yang kosong, piknometer diisi dengan sampel alkohol sebanyak 25 ml dan ditimbang. Hasil timbangan piknometer ditambah alkohol yaitu 53 g. massa jenis alkohol yang di praktikumkan, hasilnya berbeda dengan yang ada di literatur.
Jadi dari perhitungan di atas maka didapatkan massa jenis alkohol yaitu 1 g/ml. Secara literatur bobot jenis untuk aquadest adalah 0,8 g/ml. (http://deviedeph.wordpress.com/2010/07/09/taf-penetapan-bobot-jenis-dengan-densimeter/).
      Perbedaan Angka hasil pengamatan dengan angka yang ada di literatur pada metode piknometer ini harus diperhatikan walaupun perbedaannya tidak terlalu jauh. perbedaan hasil ini kemungkinan disebabkan oleh :
1.      Kurang bersihnya alat saat pencucian atau pembilasan
2.      Pengaruh suhu dari pemegang alat, juga berpengaruh pada alat
3.      Kesalahan-kesalahan praktikan seperti tidak sengaja memegang piknometer.
4.       Pemanasan pada piknometer tidak sempurna, terdapat gelembung atau titik air dalam piknometer setelah dipanaskan.
2.      Hidrometer
Untuk penetapan bobot jenis cairan menggunakan metode hidrometer. hidrometer dan gelas ukur 500 ml dicuci terlebih dahulu, kemudian dibilas dengan menggunakan aquadest, alkohol 70 % dan aseton. Berdasarkan literatur pemakaian aquadest, alkohol dan aseton merupakan sterilisasi secara kimiawi. (http://ekmon-saurus.blogspot. com/2008/11/bab-3-sterilisasi.html).
Hidrometer yang telah bersih dimasukkan ke dalam gelas ukur 500 ml yang berisi aquadest 250 ml. Pada percobaan ini, alat hidrometer dicelupkan ke dalam aquadest, dan aquadest langsung menunjukkan bobot jenisnya. Hal ini juga berdasarkan literatur, dimana bila alat hidrometer dicelupkan dalam cairan yang akan diperiksa maka angka menunjukan bobot jenisnya (Penuntun praktikum farmasi fisika;2).
Kemudian diamati dan dicatat. Dari percobaan ini didapatkan bobot aquadest 189 g dengan volume alkohol 250 ml. Bobot dan volume alkohol dimasukkan ke rumus :
 Sx = Mx / ma
Jadi bobot jenis alkohol 0.756 g/cm3. Dalam percobaan ini terdapat penyimpangan karena hasil massa jenis di percobaan tidak sama dengan yang ada diliteratur yaitu 0,997 g/cm3. (http://id.wikipedia-massa-jenis.com).
      Angka hasil pengamatan dengan angka yang ada di literatur berbeda tetapi tidak terlalu jauh perbedaannya, meski demikian perlu peninjauan kembali pada metode Hidrometer. perbedaan hasil ini kemungkinan disebabkan oleh :
1.    Kesalahan pembacaan skala pada alat
2.   Cairan yang digunakan sudah tidak murni lagi sehingga mempengaruhi bobot jenisnya
3.      Pengaruh suhu dari pemegang alat, juga berpengaruh pada alat
4.   Kesalahan-kesalahan praktikan seperti tidak sengaja memegang Hidrometer.

BAB V
PENUTUP

V.1  Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1.      Metode pengukuran bobot jenis yaitu piknometer, dan hidrometer.
2.      Prinsip metode pengukuran bobot jenis dengan piknometer yaitu didasarkan atas penentuan massa cairan dan penentuan ruang, yang ditempati cairan ini.
3.      Prinsip metode pengukuran bobot jenis dengan hidrometer yaitu bila alat ini dicelupkan  dalam cairan yang akan diperiksa  maka angka menunjukkan bobot jenis
4.      massa jenis alkohol dengan menggunakan metode piknometer yaitu 1 g/cm3
5.       bobot jenis alkohol dengan metode hidrometer yaitu 0.756  g/ml.
V.2  Saran
1.      Untuk laboratorium diharapkan agar dapat melengkapi fasilitas berupa alat-alat penunjang dalam kegiatan praktikum agar praktikum dapat berjalan dengan lancar
2.      Untuk praktikan diharapkan :
a.       Teliti dalam membaca skala pada alat.
b.      Berhati-hati dalam pemanasan pada piknometer, karena biasanya terdapat gelembung atau titik air dalam piknomter setelah dipanaskan.